LIMA HARAPAN KEHIDUPAN

Diposkan oleh Admin on July 19, 2009


Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan barokahnya kepada kita sekalian, sehingga kita masih diberi kenikmatan hidup dan menikmati kehidupan ini dengan penuh keindahan. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabat dan keluarganya. Amin


Fase kehidupan manusia itu secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi empat fase, yaitu :
a. Antara umur 0 tahun sampai 20 tahun adalah fase pertumbuhan
b. Antara umur 20 tahun sampai 40 tahun adalah fase perkembangan
c. Antara umur 40 tahun sampai 60 tahun adalah fase kematangan
d. Antara umur 60 tahun sampai mati adalah fase penantian.


A. FASE PERTUMBUHAN
Pada fase pertumbuhan ini yang lebih banyak berperan adalah kedua orang tuanya, karena pada masa pertumbuhan 0 tahun sampai menginjak dewasa peran kedua orang tua sangat dominant, semenjak dari memberi makan, memberi kasih saying, mendidik dan mengasuh anak sampai dia bisa mandiri dan mengerti tanggung jawab.
Banyak ahli pendidikan menganggap bahwa fase pertumbuhan adalah fase yang sangat penting untuk memberikan landasan hidup yang benar, sebab apabila keliru dalam memberikan landasan hidup atau kurang mendapat perhatian akan berakibat pada fase-fase berikutnya. Itulah sebabnya sekarang ini Pemerintah berusaha dengan keras untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun, bangsa yang maju adalah bangsa yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sesungguhnya wajar 9 tahun atau setara Sekolah Menengah Pertama belum cukup, namun karena luas dan besarnya Negara kita sehingga baru mampu untuk menyelesaikan wajib belajar 9 tahun.
Gambaran semacam itu untuk menunjukkan betapa fase pertumbuhan itu sangat penting sekali sebagai landasan hidup dimasa depan.
Dari segi spiritual ataupun moral Agama Islam telah memberikan tuntunan, bagaimana mempersiapkan anak menjadi anak yang sholeh, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an Surat Luqman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ(لقمان: 13)
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Penanaman aqidah yang benar kepada anak merupakan pendidikan yang pertama dan paling utama sebelum yang lainnya, karena dengan aqidah yang benar insya Allah proses pendidikan selanjutnya juga akan baik.
Pada ayat-ayat berikutnya diberikan gambaran tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik sehingga menjadi anak yang sholeh, anak yang punya kepribadian yang kuat, akhlak budi pekertinya luhur serta tidak suka membanggakan diri atau sombong.


B. FASE PERKEMBANGAN
Pada fase ini dimulai dari masa muda atau syaba-abun. Banyak orang menaruh harapan terhadap pemuda, sehingga banyak sya’ir yang memuja –muja masa muda, karena pada masa inilah terletak harapan masa depan suatu bangsa. Masa muda adalah masa yang sangat rawan, apalagi pada saat ini dimana tantangan yang dihadapi oleh generasi muda sangat komplek, baik yang muncul dari dalam dirinya maupun rangsangan dari luar seperti hiburan, iklan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu keberhasilan dalam melewati fase perkembangan ini akan menentukan keberhasilan pada fase berikutnya.
Banyak sekali dorongan dan stumulan yang diberikan oleh agama untuk memacu semangat para pemuda untuk meningkatkan kualitas ibadah maupun amalnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang menggambarkan tentang tujuh orang atau golongan yang nantinya akan mendapatkan syafa’at di hari akhir nanti, salah satunya adalah pemuda, disebutkan :
وَ رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ
“Pemuda yang hatinya terkait di masjid”
Pengertian terkait di masjid adalah pemuda yang mau mendarma baktikan tenaga dan fikirannya untuk kemakmuran masjid, senantiasa beribadah di masjid serta mengurusi masjid. Dan juga masih banyak lagi sabda Rasul yang memberikan dorongan kepada para pemuda untuk beramal yang positif untuk kemajuan dirinya dan juga agamanya.


C. FASE KEMATANGAN
Pada fase ini biasanya seseorang sudah berkeluarga, sudah mempunyai anak dan juga sudah memiliki penghasilan yang tetap. Begitu juga usia antara 40 tahun ke atas itu biasanya juga disebut usia matang, sebagaimana Nabi Muhammad pun di angkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa pada masa itu orang sudah bisa berfikir logis, bisa mempertanggung jawabkan amanahnya. Dalam Al Qur’an memberikan isyarat kepada orang yang sudah memasuki usia 40 tahun, seperti disebutkan dalam ayat:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ(15

“ Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Paling tidak ada lima harapan yang disandarkan kepada orang yang sudah berusia 40 tahun:
1. Orang yang sudah usia 40 tahun harus berusaha untuk senantiasa bersyukur atas dua nikmat yang telah diperolehnya, yaitu nikamat atas prestasi yang telah diperoleh selama ini serta nikmat atas keberhasilan kedua orang tuanya dalam mempersiapkan dirinya, mendidik dan mengasuhnya sehingga menjadi orang yang berhasil.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ
2. Berusaha untuk senantiasa menata hatinya agar dapat beramal sholeh yang ikhlas serta berorientasi vertical, semata-mata karena Allah. Karena memang pada masa ini akan banyak sekali godaan-godaan yang dihadapinya.

وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
3. Berusaha untuk mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak yang sholeh sebagai proses regenerasi dan kaderisasi.

وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
4. Pada usia –usia ini orang harus berusaha untuk memulai membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu yang mengotori hidupnya dengan taubat nasuha. Banyak melakukan introspeksi diri untuk menatap masa depan di akherat kelak.
إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ
5. Pada masa akhir fase ini orang harus sudah bisa mengurangi ambisinya untuk meraih prestasi-prestasi duniawi dan mulai berjuang meraih prestasi-prestasi ukhrowi agar bisa sampai ke tingkatan nafsul muthmainnah dan bisa mati dengan khusnul khotimah.
وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Barang siapa yang dalam hidupnya sudah di atas 40 tahun dan telah berusa semaksimal mungkin untuk meraih lima target tadi, Allah telah menjanjikan tiga hal
أُولَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
1. Akan diterima amal kebaikannya yang telah mereka kerjakan dan diberi pahala berlipat ganda
2. Akan diampuni dosa-dosanya, dibersihkan namanya dari kesalahan-kesalahan masa lalu
3. Dimasukkan kedalam syurga bersama penghuni syurga lainnya.
Itulah janji Allah, dan janji Allah tentu benar

D. FASE PENANTIAN
Pada fase terakhir ini orang benar-benar sudah memasrahkan dirinya kepada Allah, dan tidak lagi mengejar keduniaan, sangat rugilah bagi mereka yang ketika usia semacam ini masih sibuk dengan urusan dunia. Disebutkan dalam firma Allah :

وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ(68
Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

Demikianlah uraian kami, semoga bermanfaat

{ 0 komentar... read them below or add one }

Post a Comment

Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.

Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).

Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.


Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan). Jika komentar anda berupa pertanyaan, maka jika anda menggunakan opsi ini tidak akan ditanggapi. Lebih baik anda gunakan pilihan dibawah ini:


Jika ingin komentar anda tidak dipublikasi, silahkan klik disini

Masih kesulitan juga membuat komentar? silahkan klik disini